Shalat dhuha sunah dikaitkan kesunahan yang terus berkelanjutan
SHALAT dhuha merupakan shalat yang dilakukan ketika terbit matahari hingga menjelang siang. Telah kita ketahui bahwa hukum melaksanakannya ini sunnah, bila dikerjakan mendapatkan pahala dan bila tidak dikerjakan tidak apa -apa. maka lebih baik kita mengerjakannya. Karena selain mendapat pahala , Sholat dhuha juga memberikan banyak manfaat bagi kita.
Tetapi, ada saja memang diantara kaum muslimin yang meragukan kesunahanya, mereka mengetakan bid'ah, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagaian salafush shalih, Namun, mayoritas ulama dan fuqaha, dari zaman ke zaman menyatakan shalat dhuha adalah sunah.
Tentang status shalat dhuha, para ulama terbagi beberapa kelompok. kita akan coba membahasnya satu per satu dan memperhatikan alasan masing -masing kelompok.
Pertama, kelompok yang menyatakan sunah dengan kesunahan yang terus menerus
inilah pendapat mayoritas ulama sejak dahulu. Mereka derdalil dengan berbagai hadist berikut :
Hadist pertama:
Dari abu Dzar Radhiallahu' Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa Sallam bersabda:
يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة. فكل تسبيحة صدقة. وكل تحميدة صدقة. وكل تهليلة صدقة. وكل تكبيرة صدقة. وأمر بالمعروف صدقة. ونهي عن المنكر صدقة. ويجزئ، من ذلك، ركعتان يركعهما من الضحى
" Hendaknya di antara kalian bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah , setiap bacaan tahlil adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramar ma'ruf adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi dengan dua rakaat shalat dhuha. "HR.Muslim No. 720, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, No 4677, 19995, ibnu khuzaimah No. 1225).
Hadits Kedua :
Dari Buaraidah Radhiallahu 'Anhu ," Aku mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu' Alaihi wa Sallam bersabda:
في الإنسان ستون وثلاث مائة مفصل عليه أن يتصدق عن كل مفصل منه بصدقة قالوا ومن يطيق ذلك يا رسول الله قال النخاعة تراها في المسجد فتدفنها أو الشيء تنحيه عن الطريق فإن لم تجد فركعتا الضحى
"Dalam tubuh manusia terdapat tulang 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untuk ruas tulang itu." Para sahabat bertanya :" Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah ?"Beliau menjawab :" Dahal yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah atau menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua rakaat pada waktu ghuha.' (HR.ibnu Hibban No. 1642, dishahikan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahih At Targhib wat Tarhib No.2971. juga diriwayatkan oleh abu daud dan Ahmad).
Imam Asy Syaukani menjelaskan tentang dua hadist ini:
Tetapi, ada saja memang diantara kaum muslimin yang meragukan kesunahanya, mereka mengetakan bid'ah, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagaian salafush shalih, Namun, mayoritas ulama dan fuqaha, dari zaman ke zaman menyatakan shalat dhuha adalah sunah.
Tentang status shalat dhuha, para ulama terbagi beberapa kelompok. kita akan coba membahasnya satu per satu dan memperhatikan alasan masing -masing kelompok.
Pertama, kelompok yang menyatakan sunah dengan kesunahan yang terus menerus
inilah pendapat mayoritas ulama sejak dahulu. Mereka derdalil dengan berbagai hadist berikut :
Hadist pertama:
Dari abu Dzar Radhiallahu' Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa Sallam bersabda:
يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة. فكل تسبيحة صدقة. وكل تحميدة صدقة. وكل تهليلة صدقة. وكل تكبيرة صدقة. وأمر بالمعروف صدقة. ونهي عن المنكر صدقة. ويجزئ، من ذلك، ركعتان يركعهما من الضحى
" Hendaknya di antara kalian bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah , setiap bacaan tahlil adalah sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramar ma'ruf adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi dengan dua rakaat shalat dhuha. "HR.Muslim No. 720, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra, No 4677, 19995, ibnu khuzaimah No. 1225).
Hadits Kedua :
Dari Buaraidah Radhiallahu 'Anhu ," Aku mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu' Alaihi wa Sallam bersabda:
في الإنسان ستون وثلاث مائة مفصل عليه أن يتصدق عن كل مفصل منه بصدقة قالوا ومن يطيق ذلك يا رسول الله قال النخاعة تراها في المسجد فتدفنها أو الشيء تنحيه عن الطريق فإن لم تجد فركعتا الضحى
"Dalam tubuh manusia terdapat tulang 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untuk ruas tulang itu." Para sahabat bertanya :" Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah ?"Beliau menjawab :" Dahal yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah atau menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua rakaat pada waktu ghuha.' (HR.ibnu Hibban No. 1642, dishahikan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahih At Targhib wat Tarhib No.2971. juga diriwayatkan oleh abu daud dan Ahmad).
Imam Asy Syaukani menjelaskan tentang dua hadist ini:
والحديثان يدلان على عظم فضل الضحى وأكبر موقعها وتأكد مشروعيتها وأن ركعتيها تجزيان عن ثلاثمائة وستين صدقة وما كان كذلك فهو حقيق بالمواظبة والمداومة .
"Dua hadist ini menunjukan keutamaan shalat dhuha yang begitu besar, betapa agung kedudukannya, dan betapa keras pensyariatannya. Dua rakaat dhuha dapat menyamai 360 kali sedekah, Oleh karena hendaknya dilakukan secara terus menerus ,"
0 Response to "Shalat dhuha sunah dikaitkan kesunahan yang terus berkelanjutan"
Posting Komentar